Eighteen

1627 Kata

Kevin muncul dengan wajah lega. Sepertinya dia sudah mengeluarkan beban di perutnya. Terlihat dari tangannya yang mengelus-elus perut ratanya. Melihat Kevin kembali, Vivian akhirnya bisa bernafas. "Lo lama amat sih?" Yang ditanya cuma nyengir, "sorry, Vi, nih perut gak bisa diajak kompromi." Kevin kembali duduk di tempat semula. Ia menatap heran kakaknya yang masih memalingkan wajah ke arah lain. Apa terjadi sesuatu di antara mereka? Suasananya kok agak canggung gini ya? Apa mungkin hanya perasaan Kevin saja? "Kak, makannya udah?" "Udah. Aku pulang duluan." Tanpa menoleh sedikit pun, Satria berdiri hendak meninggalkan dua orang yang masih duduk di meja itu. "Kak, sekalian bayarin ya? Hehe." Kevin memasang dua jari tangannya disertai cengiran khasnya saat memohon. "Iya." Mau tak m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN