Selasa kelabu. Sejak kemarin pikiranku seolah beku. Aku nggak tahu harus bagaimana. Reiny Kinanti alias Kiki, cewek yang selama ini aku belenggu jauh di dalam sanubari tiba-tiba mengambang ke permukaan bak mayat hidup yang tiba-tiba bangkit dari kuburan. Berjalan pelan dan akhirnya berhasil menatapkan kaki di tempat tujuan yaitu hatiku. Aku kembali mengingat dengan jelas, cinta yang sempat aku samarkan. Pengecut. Ya, aku juga menilai diriku begitu. Sayangnya, aku terlalu egois untuk mengakui bahwa aku seharusnya bisa bertindak tegas. Sayangnya, aku membiarkan pesan itu dan malah mematikan handphoneku. Aku terlalu takut untuk membalas atau sekadar tahu pesan berikutnya akan datang atau nggak. Hari ini aku bahkan menghindari Redha. Aku berangkat pagi-pagi buta ke sekolah dan langsung berse

