Luna sedikit melirik ke arah Dion yang masih bersandar di pundaknya. Pria tampan itu tampaknya sudah tertidur lelap dengan wajah yang terlihat pucat. Entah bagaimana Dion bisa menahan sakitnya sejak tadi tanpa terlihat. Atau mungkin dia yang tidak melihatnya. “Kuat banget dia nahan sakit. Perasaan dari tadi dia gak keliatan sakit deh. Malah masih sanggup buat berantem sama aku,” gumam Luna pelan. Luna menatap Dion. Tampak hidung pria itu terlihat makin sempurna di matanya. Bagian wajah Dion yang sangat dikagumi Luna sejak dulu selain mata pria itu yang terlihat lembut tapi tajam. “Ish! Apaan sih. Sadar Luna!” Luna menepuk pipinya sendiri saat dia mulai memuji Dion dalam hati. Mobil yang membawa Luna dan Dion masuk ke dalam kompleks apartemen mewah, tempat tinggal Dion. Sopir segera me