"Ibu tolonglah ingat kau tak boleh marah kepada Arini karena dia tak melakukan kesalahan apa pun. Arini tidak beruntung sebab wajahnya sama dengan wanita yang kau benci," kata si suami menenangkan.
"Aku tahu tapi setiap kali aku melihat Arini aku selalu mengingat w***********g itu. Aku-" Hana tak bisa berkata apa-apa lagi ketika memori masa kecilnya kembali ia ingat lagi. Sontak wanita itu menggelengkan kepala, mencoba membuang segala pemikiran tersebut.
"Kau sudah berani membuat keputusan agar berusaha mendekatkan diri dengan Arini, kau tinggal melangkah lebih maju lagi."
"Yah, tapi aku khawatir bisakah dia memaafkanku setelah aku melakukan semua itu. Aku juga merasa bersalah karena menempatkanmu dalam bahaya karena berusaha menghukum dia yang memiliki wajah sama dengan ibu tiriku," ba
