Setelah kepergian mertuaku, mas Harry langsung masuk ke dalam rumah tanpa memperdulikan aku. seolah aku tidak ada di dekat dia.
“Loh, Mas. Mau kemana?” Tanyaku setelah aku melihat mas Harry membawa kunci mobil dan melangkah keluar rumah, sedangkan aku baru sampai pintu rumah.
”Keluar. Jangan tunggu aku pulang.” Ucapnya langsung melengos pergi, dan membuatku tertegun.
”Mas! Tunggu, Mas. Kamu mau kemana? Kenapa tiba-tiba kamu gini? Kamu marah ama aku, karena aku gak jujur tentang identitasku?” Aku meraih tangannya yang sudah membuka pintu mobil. Aku tidak ingin ada kesalahpahaman seperti ini. Aku ingin semuanya baik-baik saja, di tengah krisis kepercayaan yang aku miliki saat ini. Dimana hampir semua orang di sekelilingku menghianatiku.
”Lepas tanganku, atau aku tidak akan pernah sudi m
