“Bu Gisel,” gumam Rhea dengan tubuh membeku. Sungguh rasanya trauma jika ada Gisela, maka yang ada dia akan dicaci maki dan dipermalukan lagi. Mendadak rasa kesal, marah juga emosi sampai Rhea mengepalkan tangannya. “Re, biarkan tamunya masuk,” pinta Arni mencoba mengingatkan sang putri agar menahan diri untuk tidak keburu emosi. Arni tahu bahwa kedatangan Gisela bukan untuk mencari masalah lagi. Tapi dilihat dari wajah sendu dan frustasi, Arni yakin jika niat Gisela datang menemui Rhea untuk berbicara secara baik-baik. Oleh sebab itulah Arni mengijinkan Gisela menemui putrinya. Bahkan beliau sendiri yakin mengantarkan Gisela ke rumah ini menemui putrinya. “Masuklah, Bu Gisel!” dengan malas Rhea mempersilahkan. Wanita yang merupakan istri dari sang atasan pun masuk dengan langkah ragu-r