Gilina menatap Gerand yang akhirnya tertidur setelah serangan sakit kepala yang menimpanya, Ano yang tidak tega akhirnya mengembalikan kunci borgol kepada Gilina. Keringat dingin tidak berhenti keluar dari dahi Gerand, tidurnya terlihat gelisah. “Bunda, Om Gerand kenapa sih… Ano takut Om Gerand kenapa-napa” suara Ano yang serak menahan tangis membuat Gilina iba dan mengelus pipi anaknya untuk menenangkan. “Om Gerand nggak kenapa-napa sayang, Om Gerand hanya capek dan lelah, nanti kalo udah bangun pasti kembali segar, nah Ano lebih baik bobok aja dulu” Ano menggeleng dan merebahkan kepalanya di d**a Gerand. “Ano mau disamping Om Gerand Bun, Ano takut Om Gerand ninggalin Ano seperti Ayah, Ano nggak mau Bun” Gilina menatap kearah lain, airmatanya kembali turun meski ia sudah berusaha menah