Regan merebahkan Mara ke ranjang dengan hati-hati setelah membantunya berjalan dari kamar mandi. Tiba-tiba istrinya itu lemas setelah mual parah. “Sebaiknya di rumah saja,” kata Regan yang kini duduk di tepi ranjang setelah menyelimuti Mara sampai perut. “Ti- tidak mau. Aku sudah siap berangkat,” ucap Mara. Padahal sebelumnya dirinya baik-baik saja tapi, kenapa hanya karena mencium bau baju Regan dirinya merasa tak berdaya? Sebenarnya ia sudah merasakan ini sejak kemarin saat mencuci baju Regan. Tapi, ia pikir mungkin karena ia belum sarapan. “Kenapa kau keras kepala sekali? Memangnya apa yang membuatmu bersikeras seperti ini? Kau sedang sakit!” tegas Regan. Mara menatap Regan dalam diam dan tiba-tiba matanya mulai basah. Tanpa mengatakan apapun, ia berbaring miring memunggungi suam