34. Melamar

1569 Kata

“Siang, Om.” Seorang pria berdiri di hadapan Sarman saat ia membuka pintu. “Kudengar Mara pulang? Apa dia sudah sampai?” ucap pria itu kembali. “Eh? Dari mana kau tahu, Ri?” tanya Sarman. Pria berusia seusia Mara itu menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal sembari tersenyum canggung. “Tadi di pasar ibu bertemu Tante dan Tante bilang Mara pulang hari ini jadi–” Suara pria bernama Rizal itu terhenti sejenak saat melihat Mara duduk di sofa kala Sarman menggeser berdirinya seakan sengaja menunjukkan Mara. “Hai, Ri.” Mara menyapa dengan satu tangan setengah terangkat. Rizal adalah teman masa kecilnya. Meski jarang berkomunikasi tapi mereka tetap menjalin hubungan baik. Mara bahkan sempat mengira lelaki pilihan ayahnya adalah pria itu. Hanya mendapat sapaan ringan dari Mara mem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN