Semua orang masih mempertahankan ekspresi wajah mereka. Bagaimana tidak? Cara Sarman bicara sebelumnya seakan ia menentang pernikahan Mara dan Regan. Tapi, tiba-tiba saja kelakar tawa pria itu membahana. “Ayah, apa … maksud Ayah?” Mara bertanya untuk memastikan, membuat semuanya lebih jelas. Ia sudah mengira ayahnya menolak lamaran Regan tapi, yang baru saja dilihatnya benar-benar di luar prediksi. Sarman menatap Mara di mana kini kelakar tawanya mulai mereda. “Kau ini wanita, Mara. Saat ada lelaki yang datang untuk melamarmu, kau tidak boleh menolak.” Mara menatap sang ayah dengan pandangan tak mengerti. Lalu, apa maksud ucapan ayahnya sebelumnya yang mengingatkannya perihal perjanjian mereka? “Tapi … ayah tadi bilang ….” “Yang mana? Yang tadi? Ayah hanya ingin mengetes calon sua