“Hah ….” Mara menghela napas. Saat ini ia tengah berdiri di depan kompor tengah membuat telur dadar untuk sarapan. Rasanya, ia masih tak bisa melupakan kejadian tadi malam. Bagaimana tidak? Ia dan Regan hampir dijaring polisi yang kebetulan melakukan razia malam. Untung saja ia dan Regan sudah selesai dan Regan berhasil meyakinkan polisi bahwa ia dan dirinya suami istri, menunjukkan foto pernikahan mereka dan menunjukkan cincin di jari manis. Tapi, tetap saja, ia hampir jantungan dan benar-benar malu saat polisi menanyakan kenapa mobil mereka bergoyang. Mara menatap telur dadarnya dengan pandangan kosong. Ia melamun. Satu-satunya yang ada di kepala adalah, Regan yang terus saja menggaulinya seperti mereka pasangan suami istri yang saling mencinta. Padahal, Regan hanya mengucapkan terima