Regan baru saja hendak memasuki mobilnya sampai ia teringat telah melupakan ponselnya. Ia pun berbalik dan kembali ke kamar berniat mengambil salah satu benda penting miliknya itu. Baru saja Regan memasuki kamar, ia sudah disambut dengan pelototan Mara. Dengan sebelah alis meninggi, ia menghampiri Mara yang masih duduk di ranjang. “Ada apa?” tanya Regan hingga pandangannya jatuh pada ponselnya di tangan Mara. Mara mengangkat ponsel Regan dan menunjukkan layar. “Apa ini?” Regan menajamkan penglihatan kemudian memijit pangkal hidungnya. “Abaikan saja.” Mara kian melotot. “Abaikan? Kau mau aku mengabaikan pesan tak senonoh ini?” sergah Mara sambil menunjuk layar yang menunjukkan gambar seorang wanita menunjukkan dua set kembarnya ditambah pesan di bawahnya bertuliskan, ‘Jika anda mau,