Mara bersenandung kecil sambil mencuci tangan di wastafel mengabaikan suara rintihan dari bilik toilet yang baru saja ia tinggalkan. Ia baru saja memberi wanita itu pelajaran. Mara mengangkat kepala setelah sesi cuci tangannya selesai. Ia menatap pantulan wajahnya di depan cermin dan merasa sangat puas. “Harusnya aku juga melakukan ini waktu itu,” ucap Mara bicara pada dirinya sendiri. Waktu memergoki Viola dan Ranu, dirinya terlalu terkejut dan terpukul hingga memilih pergi dan hanya memberi Ranu pelajaran. Jika tahu rasanya sangat menyenangkan seperti ini, harusnya waktu itu ia juga memberi Viola pelajaran. Mungkin bukan hanya menjambak rambutnya atau mencakar serta menampar wajahnya, tapi juga membenturkan kepalanya ke dinding atau mencelupkan kepalanya ke dalam kloset seperti yang