Regan menoleh mendengar derit pintu dan benar saja, pintu ruangannya terbuka di mana berdiri Liam di sana. Sementara itu, Liam sempat mematung sejenak melihat pemandangan di depan mata. Bagaimana tidak? Regan dan Mara sedang berada di posisi yang tidak senonoh. Mara segera mendorong Regan agar menyingkir dari atasnya. Ia kemudian segera turun dari meja, berdiri, dan hanya bisa menundukkan kepala. “Apa kau tak tahu caranya mengetuk pintu?!” sungut Regan yang merasa terganggu. Liam hanya diam, hanya sesaat sampai akhirnya sudut bibirnya terangkat. Ia pun mengambil langkah, berjalan mendekati Regan dan Mara yang berdiri di depan meja. “Sepertinya aku mengganggu, ya?” ucap Liam dengan raut menahan senyuman. Mara hanya diam bahkan tak berani mengangkat kepala. Ia benar-benar malu. Dal