“Tidak, aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk terus menjagamu dari marabahaya, dan aku tidak ingin kehilanganmu lagi untuk kedua kalinya, jadi maafkan aku, aku tidak akan membiarkan pergi dariku.” Kata Jiola dengan menundukkan kepalanya, menatap penuh fokus pada mata adiknya yang ada di bawah kaki-kakinya, membuat helaian-helaian perak panjangnya yang begitu lembut berjatuhan. Jiola terlihat begitu menyeramkan mengingat saat ini ekspresi mukanya begitu serius dengan diselingi sebuah senyuman tipis, tampak bagaikan hantu perempuan yang ingin menjerat mangsanya untuk tidak pergi dari hadapannya. Arga merasa tidak nyaman menerima perlakuan ini, bukannya merasa terlindungi, dia malah merasa seperti diawasi dan dipenjara, dan itu sangat membuatnya merasa kesal dan muak. Jika Jiola meman