Kau harus menurut

807 Kata
Suasana kantor Math tampak kacau siang ini, seorang bendahara keuangan yang sangat ia percaya malah melakukan korupsi sejak 4 tahun ia bekerja dan Math mengalami kerugian sebesar 3 milyar selama itu. Wajar saja kalau Math serasa aneh, saham yang ia miliki terus naik namun jumlah uang nya berjalan stabil. Ia langsung meminta pihak audit external untuk datang mendadak dan memeriksa seluruh kantor nya. "Aku tidak percaya kau melakukan itu paman." Ucap Math kepada pria yang lebih tua dari nya dan di anggap sebagai paman bagi nya. "Maafkan aku Math, aku khilaf, tolong kasih aku kesempatan sekali lagi." Ucap pria tua itu dengan wajah memohon dan takut kalau ia akan di pecat. "Maaf paman, aku tidak bisa memberi toleransi." Math langsung bergerak ke meja nya dan mengambil barang-barang nya tanpa mendengarkan penyesalan dari pria itu. "Nina, batalkan semua jadwal ku 4 hari ke depan, aku akan ke Paris bersama istri ku." Math bicara pada sekretaris nya yang langsung disambut dengan anggukan mengerti dari wanita yang baru berumur 23 tahun itu. "Baik pak." Jawab Nina dengan wajah sedikit tersenyum. "Oh ya.. Jangan hubungi aku kalau hal itu tidak terlalu penting dan menyangkut masalah perusahaan." Math kembali memutar tubuh nya dan memberi peringatan pada sekretarisnya itu. "Baik pak saya akan mengingat pesan anda." Nina kembali mengangguk pelan dan langsung menyambar agenda Math untuk melakukan perintah dari boss nya yang selalu menjadi bahan gosip karna ketampanan nya yang semakin meningkat sejak menikah dengan Sarah. Math masuk ke dalam mobil nya dan mengedarkan matanya ke seluruh perusahaan yang akan ia tinggalkan selama 4 hari. "Pulang tuan?" tanya supir nya dengan melihat wajah Math dari spion. "Ya.. aku ingin menemui istri ku." Jawab Math tanpa sengaja keluar dari bibir nya. "Anda tampak akur dengan nona Sarah." Supir itu membuat Math langsung menatap wajah nya dari kaca. "Aku hanya ingin mencoba bersikap baik." Jawab Math santai dan biasa ke arah supir nya yang langsung tersenyum. "Mungkin anda mulai mencintainya tuan." Pria yang sudah menjadi supir nya sejak kecil itu kini tampak berubah dan tua, otomatis dia sanggat tau siapa dan bagaimana kepribadian nya. "Tapi itu tidak akan mungkin." Jawab Math menatap jalan yang luas di kota itu sambil merasakan sesuatu perasaan campur aduk di dalam hati nya. "Aku tidak akan memaafkan Sarah kalau dia terbukti melakukan hal itu dan kenapa dia harus trauma dan tidak ingat dengan kejadian itu, seperti nya aku harus berusaha lebih keras." Math membatin sambil memijat kepala nya yang terasa tidak sakit hingga sampai ke rumah nya. Ia masih ingat saat kejadian itu Sarah berada di dekat Eve, Sarah terlihat kacau, trauma dan melupakan bagian terpenting di beberapa kehidupan nya. Bahkan hingga kini Sarah tidak tau bagaimana kehidupan masa kecil nya, trauma yang ia alami membuat Sarah hidup dalam keadaan yang baru. Sarah berlari dengan cepat untuk melihat Math yang pulang lebih cepat dari dugaan nya. "Math." Sarah tersenyum dengan cantik dan tulus ke arah suami nya itu membuat Math langsung menelan salivanya kuat. Ia tersenyum kecil melihat wajah cantik itu tanpa sadar membuat Sarah ikut tersenyum semakin lebar. "Cantik sekali." Batin Math melihat wajah Sarah yang ada di hadapan nya. "Ahh.. Emm.. Apa kau sudah siap?" Math langsung berkata dengan sedikit gagap saat sadar dari lamunan panjang nya tentang Sarah. Gadis itu menjawabnya hanya dengan anggukan kecil dan merebut tas yang ada di tangan Math.. "Tidak.. Tidak..... Ah.. Tidak perlu aku bisa sendiri." Math menarik tasnya ke belakang membuat Sarah maju selangkah lebih dekat dengan nya dan hampir mengenai d**a bidang nya. Sarah mundur kembali saat Math maju dan langsung melewatinya dengan tatapan dingin. "Aku harus menahan perasaan ku sendiri demi Menemukan kebenaran di balik kematian Eve, aku bukan pria lemah!" Math menguatkan rahang nya dengan keras kembali untuk membuat dirinya dikuasai dengan dendam yang tidak seharusnya. "Aku akan membalas dendam keluarga ini demi janji ku pada Eve." Batin Math lagi sambil mengepal tinju nya dengan kuat. Ia melihat Sarah mulai masuk ke kamar nya dengan wajah sayu dan kosong. "Sebentar lagi kita akan berangkat." Math bicara dengan nada dingin sambil menatap wajah Sarah dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. *** "Ingat Sarah, kau tidak boleh keluar kamar tanpa seizin ku, paham?" Math menatap wajah Sarah saat mereka kini sudah berada di depan kamar hotel yang mahal di Paris. "Iyaa.. Sarah akan menurut." Jawab Sarah pelan dan kaku. "Bagus, masuklah." Math membuka pintu kamar hotel dan ikut masuk bersama Sarah. "Math, apa kau punya urusan di sini?" Tanya Sarah sambil mengumpul keberaniannya bicara pada Math. "Untuk membuat mu ingat tentang sasuatu kejadian yang pernah kau lakukan." Jawab Math dengan wajah dingin membuat Sarah terdiam. "Aku tidak melakukan apapun." Sarah bicara dengan nada tinggi membuat Math menatap nya dengan perasaan tidak yakin kalau Sarah benar-benar tidak ingat tentang kejadian itu. "Aku akan pergi sebentar dan tetap di sini." Math meletakkan barang nya dan membiarkan Sarah di sana sendiri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN