“Aaah.” “Ooh, ohh, hah.” Lujeng dan Andre secara bersamaan tiba di puncak gairah. Ini adalah ronde kedua Lujeng dan Andre mengarungi lautan gairah yang begitu menggelora, setelah sekian lama mereka tidak melakukannya pasca perceraian rumah tangga mereka masing-masing. Tubuh Andre masih di atas tubuh Lujeng yang terkulai lemas di bawah kungkungannya. Andre tersenyum puas, dan masih saja bibirnya bermain-main pada bibir sang istri. Sedangkan Lujeng kali ini hanya pasrah dengan perlakuan suaminya, setelah tadi ia juga aktif membalas serangan sang suami. “Mas, berat,” keluh Lujeng akhirnya dengan posisi Andre yang masih betah berada di atasnya. Tanpa diminta kedua kali, Andre pun menggeser tubuhnya menjadi berada di sisi Lujeng dengan tangan menopang kepalanya menghadap sang istri. “Maaf