Ballroom di sebuah hotel bintang lima, malam itu tampak riuh oleh para tamu undangan dari pesta resepsi Lujeng dan Andre. Tepat saat Biru berumur empat bulan, Lujeng dan Andre memutuskan untuk mengadakan pesta resepsi pernikahan mereka yang sudah setahun terlewati.
Mengundang tidak lebih dari 250 tamu undangan, pesta tersebut berlangsung meriah. Di bagian terdepan, terdapat panggung kecil tempat kursi pelaminan di letakkan. Lujeng dan Andre duduk penuh suka cita di sana, menikmati riuh tawa para tamu. Di samping Lujeng, Biru bermain-main dengan mainannya di bok bayi berhias kelambu putih.
“Itu Tamara, Mas.” Lujeng menunjuk seorang wanita bergaun hitam super ketat yang bergandengan dengan seorang bule berambut cokelat keemasan. “Jangan kaget ya, Mas. Aku yang ngundang Tamara beberapa har
