Silviana merasakan tubuhnya melayang selama beberapa detik lalu mendarat entah di mana. Seharusnya ia merasakan benturan keras, namun yang Silviana rasakan justru sesuatu yang cukup empuk di belakang tubuhnya. Meski begitu, ia tetap merasakan sakit di seluruh tubuhnya, terutama bagian perut. “Silvi, Lujeng, ya ampun!” itu adalah teriakan Andini yang begitu terkejut melihat Silviana dan Lujeng terkapar di tepi jalan. Beruntung, tidak keduanya selamat dari tabrakan. “Tolong, tolooong,” teriak Andini lagi. Suara teriakan Andini membuat Silviana akhirnya membuka mata, dan ia baru menyadari jika dirinya selamat dari tabrakan karena pertolongan seseorang. Silviana berusaha menggeser tubuhnya, dan betapa terkejutnya ia mendapati Lujeng lah yang telah menjadi malaikat penolong untuknya. “Mbak L