Lujeng terbangun tanpa Andre di sisinya. Dengan badan yang sudah lebih segar, wanita itu bersandar pada punggung ranjang sembari mengumpulkan kesadarannya yang belum sepenuhnya pulih. Lujeng lantas memeriksa jam di atas nakas, dan mendapati jarum jam sudah menyentuh angka sepuluh. Lujeng akhirnya memutuskan untuk mencuci muka lebih dulu sebelum keluar dari kamar untuk mencari suaminya. Di ruang keluarga, Lujeng tak menemukan Andre ataupun lainnya. Ruangan tersebut benar-benar sunyi dengan bantal sofa yang tidak berada di tempat semestinya. Gelas kopi dan piring bekas wadah camilan juga masih tergeletak di atas meja. Namun, sayup-sayup Lujeng mendengar perbincangan orang dari arah belakang rumah Andre. Langkah kakinya dengan pelan menuju ke sumber suara. Dan begitu tiba di pintu penghubung