"Aku tak percaya, ayah dan ibu akan kembali menikah," Aksa tertawa. "Kamu dengar ucapan ayahku tadi, dia bilang akan jadi anak baik. Tapi aku tidak yakin," Aksa menggelengkan kepala. "Semoga ibu sabar menjalaninya." Maha tertawa, "Kamu juga seperti Om Arga. Keras kepalamu itu! Kadang kadang kalau sudah ada keinginan, kamu bisa terus menggangguku." "Apapun untuk mendapatkan yang kamu mau. Kasus Addara contohnya. Dulu, rasanya tiap hari menerorku, ajak ke restoran lah, percepat perceraiannya lah, dan banyak lagi," Maha terus terusan tergelak. "Itu kesamaan mu dengan Om Arga," Maha menghentikan tawanya. Aksa langsung tersenyum, "Ah ya, lelaki tua itu mewariskan sifat jeleknya padaku." Maha kembali tertawa, "Jangan bilang ayah dan ibumu malah lebih dulu menikah daripada aku dan Malika