Afsheen mengintip dari celah kaca di pintu ruang rawat rumah sakit tersebut. Dia melihat Fadia yang biasanya tampak dewasa dan bisa survive tanpa keluarganya, kini menangis seperti anak kecil di pelukan ibunya. Afsheen tak menyangka bahwa ibu Fadia bisa menunjukkan kasih sayangnya setelah Fadia melahirkan. Mungkin dia pun teringat masa melahirkan dahulu. Lucky ikut duduk di ranjang dan mengusap kepala adiknya dengan lembut, Afsheen bisa melihat pria itu menyeka sudut matanya. Perawat datang mendorong box bayi berisi bayi mereka dan menghampiri Afsheen. “Lho Pak, kok—“ “Sssstt, Suster antar saja ke dalam dan jangan bilang saya di sini,” ucap Afsheen berbisik. Perawat itu mengangguk. Bayinya sudah dibersihkan dan siap diberikan IMD oleh sang ibu. Dia mendorong pintu, sehingga Sophie mel