79. Sempurna

1978 Kata

Shena cukup terkejut ketika managernya memanggil ke ruangannya, sebagai staff biasa dia bahkan sangat jarang ke ruangan manager itu. Lalu rasa keterkejutannya berganti dengan rasa malas ketika melihat sosok pria yang duduk di sofa sambil melambaikan tangan ke arahnya. Lucky! Managernya berdiri dan mempersilakan Shena duduk, “saya tinggal dulu, Pak,” ucap manager itu bersikap sangat hormat pada anak sang pemilik perusahaan. Shena duduk di seberang lucky sambil menyilang kakinya, menumpangkan kaki satu pada kaki lainnya, sementara tangannya didekap di d**a. Lucky tersenyum miring menatapnya. “Kenapa? Benci banget kelihatannya,” ujar Lucky. “Malas, dikira dipanggil mau dinaikkin jabatannya,” seloroh Shena. “Kalau mau naik jabatan bilang aja sama aku, nanti aku cari yang kosong,” kelakar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN