77. Menghilangnya Jejak

1400 Kata

Malam sebelumnya. Warren terbangun dengan napas tersengal, wajahnya membiru. Sophie yang tertidur di sampingnya pun terkejut. Dia ikut terbangun dan menenangkan suaminya, memberi air minum yang memang selalu tersedia di atas nakas. “Kenapa Pa?” tanya Sophie. “Papa mimpi buruk,” ujar Warren. “Apa yang papa lihat?” tanya Sophie, mengambil gelas yang bahkan isinya hampir habis itu, dia tak pernah melihat suaminya seperti ini belakangan, dulu ketika Erlan dirawat di rumah sakit, hampir setiap malam Warren terbangun dengan napas tersengal seperti ini. Keringat sebesar bulir jagung mengalir di keningnya. Dadanya terasa sangat sesak seperti aliran oksigen tak bisa menembusnya. “Darah dan ... Fadia,” ucap Warren gemetar. Sophie merasa bulu kuduknya meremang. Seperti angin mendesau melewatinya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN