Lucky merasa debar jantungnya berpacu dengan cukup cepat, tak pernah dia merasakan hal ini sebelumnya, dia kini berada di rumah Shena, menunggu orang tua Shena datang, karena tadi Shena pulang lebih awal bersamanya. Terdengar suara mobil memasuki pelataran rumah. Shena menoleh pada Lucky dan mengedikkan dagunya. Lucky tampak menarik napas panjang. Shena menguatkan Lucky dengan menggenggam tangannya erat. Lalu dia berdiri menyambut kedua orang tua Shena yang baru saja masuk rumah. Dia menyalami ayah Shena dan memberikan senyum terbaiknya. “Malam, Om,” sapa Lucky. Ayah Shena melirik pada istrinya dan menatap Lucky. “Masih ingat rumah ini? Tersasar enggak tadi?” tanya ayah Shena berkelakar. “Enggak Om, kepleset juga sampai,” ujar Lucky membuat keduanya tertawa. Shena menatap ayahnya sam