Pak Tony menepuk pundak Hans. "Hebat kamu, Hans. Seluas itu pikiranmu. Andai saya punya anak perempuan, kamu sudah saya ambil menantu." Hans tersenyum. "Tapi istrimu sungguh cantik. Elegan. Buruan naik. Dia sudah menunggumu. Jadikan malam ini indah. Papamu akan bahagia jika tidak lama lagi lahir cucu-cucunya." Kedua pria berdiri, masuk ke dalam, dan berpisah. Pak Tony masuk ke kamarnya dan Hans menaiki tangga. Knob pintu dibukanya perlahan. Nampak tubuh istrinya meringkuk di tepi ranjang, berselimut hingga sebatas leher. Dia nampak nyempil di ranjang sebesar itu. Hans mendekat, memperhatikan Nirmala yang tertidur pulas. Ia kelelahan dengan perjalanan panjang siang tadi. Rasanya tidak tega untuk membangunkannya. Hans keluar lagi untuk mengambil wudhu di kamar mandi yang berada ditenga