Sang Perawan 2

1051 Kata

Hans tersenyum. Wajah itu, senyum dan kemanjaannya, tidak akan pernah digantikan Hans dengan yang lain. "Mas." "Ya." "Kenapa diam." "Nggak ada apa-apa. Kamu sudah makan apa belum?" "Sudah, barusan. Itu piringnya belum kucuci, karena nunggu telfon dari, Mas. Aku pikir, Mas, sibuk makanya nggak nelfon." "Mas di ruang meeting tadi. Ponselnya ketinggalan di ruangan." "O." Bibir mengerucut Nirmala serasa ingin dikecupnya. "Xavier mana?" "Lagi bobok dia. Hmm, Mas, nanti lembur nggak?" "Mudah-mudahan nggak. Lagian Mas pengen pulang cepat hari ini. Kamu udah sholat apa belum?" "Belum." "Habis ini sholat dulu, doain Mas ya. Doain keluarga kita." Nirmala tersenyum. "Pasti, dong." "Okelah, kalau gitu. Mas, buruan makan dulu. Mumpung masih ada waktu." "Ya. Tunggu Mas pulang nanti."

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN