86 || JILID 2: Sepupu

1817 Kata

"Sembilan belas tahun?" Ya, Bumi. "Kamu seumuran sama anak haram di rumah saya." Nadanya terkesan mencemooh. "Bukan Adnan," imbuhnya, seolah takut Bumi berpikir sosok haram itu adalah Adnan. "Tapi kayaknya kamu lahir lebih dulu, beda bulan aja." Mendecihlah setelah itu. Adheeva. Well, Adnan lebih muda dari Bumi. Namun, kuliahnya sepantar. Masuk di tahun yang sama. Bumi tidak peduli, sih. Dan ... memangnya kenapa kalau 'anak haram'? Bukannya semua anak yang lahir adalah anugerah? Bukan anaknya yang haram, justru perbuatan orang tuanya yang begitu, tetapi kenapa label haram diklaimkan pada sosok 'anak' yang bahkan tak minta dilahirkan di luar masa pernikahan? Lagi pun, memangnya anak bisa request mau dilahirkan secara 'halal' saja agar tak dilabeli 'haram' begini? Fix, kesan pertama

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN