111 || Jilid 2: Mendem Jeru

1753 Kata

Pulang. Bumi sudah tiba di rumah. Yang mana sejak sekian menit lalu, Buana menunggunya di ruang tamu. Dia sudah mandi, meski jadi malas ngapa-ngapain setelahnya karena isi pesan dari nomor tak dikenal itu, merusak mood baik untuk berkegiatan. Setibanya Bumi di rumah pun, saat pintu dibuka, lalu Buana langsung memeluknya. Entahlah. Ingin saja. Merasakan bahwa laki-laki itu memang nyata ada untuknya, telah tergapai, dan tentu ada di pihaknya. Bukan semata karena menjadi pelarian dari wanita lain saja, bukan juga sebab Buana adalah second choice-nya. Iya, dia agak terganggu. Yang Bumi usap-usap kepalanya. Seolah paham dengan suasana hati Buana. Tapi .... "Abang habis ngerokok?" Buana melonggarkan rengkuh itu, terendus aroma yang memang sejak awal tidak dia sukai. "Iya, di luar. Makany

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN