118 || Jilid 2: Bersyukur?

1477 Kata

Buana nggak ada. Detik di mana mata Bumi terbuka, melirik sisi ranjang biasanya selalu ada Buana atau jikapun tidak di sana, Buana pasti ada di jarak pandang mata Bumi. Namun, nihil. "Na?" Apakah pergi? Bumi, kan, sudah bilang agar jangan pergi, tetap di sini, bersamanya ... walau Bumi tahu, dia belum bisa memberikan kebahagiaan sempurna untuk wanita itu. Namun, sungguh, Bumi tidak menginginkan ketiadaan Buana. Semalam dia rengkuh begitu erat, bahkan sampai terlelap. Bumi sudah merasa nyaman dengan perempuan yang telah dia jadikan istrinya, walau memang belum cinta. "Buana?" Di kamar mandi dalam kamarnya pun tak ada. Bukannya apa, tetapi sepanjang hidup dalam pernikahannya dengan Buana, Bumi rasa dia belum pernah bangun tidurnya tidak disambut wajah cantik itu, mata almond-nya yan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN