42 || Buku Melayang

1447 Kata

"A-apa tadi?" Tercengang bukan main, Mama Venus bahkan sampai membekap mulutnya, mata membeliak, lalu mendelik menatap Angkasa yang katanya .... "Aca ngatain Ica jelek di depan temen-temennya. Bibir Ica tebel, kalo tidur mangap, pas bangun berantakan--nggak banget pokoknya. Dan Aca--" Tidak, bukan itu! Di ruang Baca. Baik Alisya dan Angkasa tengah dihadapkan pada sidang yang orang tua mereka ciptakan, bersama Papa Gempa sebagai hakimnya, sedangkan Mama Venus ibarat jaksa penuntut umum, dan Angkasa adalah terdakwa. Kini, Alisya diminta kejujurannya perihal Angkasa. Semua. Meski terkesan ragu-ragu, tetapi yang tadi itu .... "Aca maksa kamu buat ... Ica, kapan itu tepatnya?" Benar-benar Alisya utarakan, Angkasa sudah duduk pasrah menunggu giliran. Toh, dia sendiri yang mengizinkan A

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN