115 || Jilid 2: I Want You

1817 Kata

"Abang kasar, ya? Maaf ...." "Hm? Nggak, kok." Di dalam selimut. Yang mana selepas adegan kurang ramah untuk diketahui semua pihak itu, Bumi lalu membopong Buana ke kamar. Direbahkannya di kasur, lalu diselimuti, tentu di dalam sana Buana tanpa pakaian sebab memang telah dilucuti, juga ditinggalkannya baju itu di sofa ruangan tadi. Well, Bumi kemudian mandi, sedangkan Buana istirahat. Selepas mandi, Bumi mengelap tubuh Buana dan itu membuat sang empu tubuh terbangun karenanya. Yang kata Bumi, "Barangkali bau rokok ... maaf." Dia sadar atas kesalahannya. Pun, Bumi juga meminta maaf sebab merasa pergerakannya cukup brutal. Barangkali memang terkesan kasar. Yang Bumi tatap begitu lembut wajah Buana, dia selipkan helai rambutnya ke belakang telinga. "Nggak kasar," gumam Buana, pelan. Lal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN