114 || Jilid 2: Wajar?

1342 Kata

"Masih haid?" Buana menoleh, malam itu. Dia baru saja selesai mengoles skincare di wajah. Bumi sendiri tampak baru keluar dari kamar mandi, cuci muka kayaknya. "Iya, masih. Kan, tujuh hari biasa aku mens. Kenapa emang, Bang?" "Lagi pengin." Seterang-terangan itu. Bumi. Buana tetap tersipu, bagaimanapun dia merasa belum terbiasa mau dikata sudah terjadi persatuan sesering apa yang dia hitung sejauh usia pernikahannya dengan pria ini. Ehm. Masih tetap malu-malu. "Terus gimana?" katanya, pelan. Yang mana mata Buana turun ke area ... tahulah, ya. Bumi melenggang ke kasur. "Tidur aja kalo gitu." "Nggak pa-pa emang?" Buana menyusul. "Atau aku bisa bantu?" "Tidur aja," tukas Bumi. Buana pun menyusup agar rebah di pelukan suami. Iya, kenapa? Buana sudah fix cinta sama cowok ini. Yang di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN