“Kak Elang, apakah itu benar?” Nayara kembali bertanya, melihat Elang yang hanya terdiam. ‘Dasar bodoh! Tentu saja benar dia akan menikah. Nama dalam undangan di foto itu sangat jelas, Elang Teguh Dirgantara, dan calon istrinya Elenora Danastri Cahyadi. Tapi, aku ingin dengar dia bilang langsung,’ Keterdiaman Elang membuat Nayara merasa lebih tersiksa. Sepertinya Elang bahkan tidak mau memberitahukan perihal pernikahannya. ‘Apa nggak seharusnya aku tanyakan ini, ya?’ Tapi dia harus mendengarnya langsung. Nayara menguatkan hatinya. “Kak..” Nayara memanggil pria itu sambil menyentuh tangannya. Elang tersentak. Suara Nayara terdengar serak, penuh dengan ketidakpercayaan yang menyayat hati. Matanya menatapnya dengan sorot terluka, seolah menunggu jawaban yang berbeda dari apa yang sudah

