"Aku enggak nyangka banget kalau kamu bisa menjalin hubungan dengan Veno, Kin." Kinanti yang mendengar suara Renata segera menolehkan kepalanya sedikit pada perempuan yang duduk tepat di sebelahnya. Sejujurnya Kinanti agak merasa risih dengan kehadiran Renata yang tiba-tiba saja mau duduk di sebelahnya saat ia sedang menyantap makan siang di kantin. "Namanya juga takdir." Kinanti mengangkat bahunya dan menjawab dengan acuh. Renata tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya. "Oh, iya? Gimana perasaan kamu pacaran dengan mantan dari teman kamu sendiri?" Gerakan Kinanti yang akan memasukkan sendok ke dalam mulutnya segera terhenti ketika mendengar pertanyaan itu terlontar dari mulut Renata. "Kenapa lo menanyakan hal seperti ini? Lo nggak terima kalau Arven akhirnya jadian sama gue d

