Kinanti tersentak ketika merasakan pipinya yang tiba-tiba disentuh oleh benda dingin. Wanita itu menoleh dan menemukan sosok Arveno lah yang meletakkan minuman dingin di pipinya. "Bos kenapa?" "Bukan saya yang harus bertanya. Tapi, kamu. Kamu kenapa? Saya perhatikan kamu dari tadi melamun." "Enggak." Kinanti menggeleng kepalanya tidak jujur. Tidak mungkin ia mengatakan secara terang-terangan pada Arveno jika ia sedang memikirkan mantan dari pria itu yang tiba-tiba datang kembali dan bahkan bekerja di perusahaannya. Wanita itu kemudian menggelengkan kepalanya lagi. Benaknya mulai berpikir, mengapa ia harus memikirkan sosok wanita itu? Kalaupun Renata masih mencintai Arveno, terus kenapa? Toh, mereka sudah lama putus dan sekarang status Arveno adalah tunangannya. Yah, meskipun pertu

