Menatap jam di pergelangan tangannya yang baru saja menunjukkan pukul 12 siang, Arveno kemudian segera berdiri dan merapikan mejanya. Pria itu kemudian melangkah keluar berniat untuk mengambil pesanannya di restoran yang sudah ia pesan 40 menit sebelum jam makan siang. Membuka pintu ruang kerja, pria itu sedikit terkejut dengan kehadiran Renata yang sepertinya juga akan pergi ke ruangannya. "Lho, Veno. Kamu mau ke mana? Aku lagi mau ajak kamu makan siang." "Saya enggak bisa. Saya mau mengunjungi Kinan di rumah sakit." Renata sedikit melebarkan matanya mendengar apa yang diucapkan oleh Arveno. "Maksud kamu, Kinan masuk rumah sakit? Memangnya dia sakit apa?" "Demam," sahut Arveno sambil melangkah melewati Renata. "Kalau begitu aku ikut kamu aja, Ven. Sekalian aku juga mau lihat

