Aku harus berpuas hati saat Gladis menyerobot tempat duduk di samping kemudi. Ya, saat kami bertiga berada di dalam garasi, dengan percaya diri Gladis membuka pintu mobil bagian depan. Aku biarkan saja. Sesuka hati dia saja. Justru enak aku duduk di bangku belakang bisa sambil selonjoran juga memejamkan mata nantinya. Terbebas dari lirikan mata tajam Restu juga salah satunya. Tanpa berkata apa pun juga aku memilih duduk di bangku belakang. Saat Restu masuk ke dalam mobil, laki-laki itu tampak mengerutkan kening menatap ke samping di mana Galdis duduk dengan sangat nyaman. Lalu kepala Restu memutar ke belakang melihatku yang duduk dengan nyaman juga meski ekspresi wajah ini terasa kaku begitu. Bagaimana aku akan merasa nyaman jika harus semobil bertiga seperti ini. Mungkin ini bukan kali