"Sebentar, aku temui Gladis dulu," ucap Restu membuatku memberenggut tidak suka. Pasalnya lelaki itu kini sudah beranjak berdiri dari atas ranjang lalu keluar dari dalam kamar meninggalkanku sendirian. Aku yang penasaran memilih menjatuhkan kedua kaki hingga menapaki lantai lalu beranjak berdiri. Mengikuti Restu keluar dari dalam kamar. Kulihat Restu yang memapah Gladis menuju sofa ruang keluarga. "Rasanya nyeri di sini, Restu!" ucap Gladis seraya menyentuh bagian bawah perutnya yang sudah mulai membuncit. Memang usia kehamilan Gladis sudah menginjak bulan ke lima, sementara aku yang baru menginjak bulan kedua sehingga perutku juga masih rata. "Kita pergi ke dokter saja." Restu mengucap demikian dengan nada suara khawatir. Aku tidak suka melihatnya. Restu yang begitu saja sangat peduli p