Orang bilang, kau tidak akan bisa merasakan apa-apa dalam kondisi koma. Seperti yang sering kulakukan sebelum bertemu Ian, otakku merespons trauma dengan menutup dirinya. Melindunginya dari suara, cahaya, dan rasa sakit. Dari ketakutan, dan rasa bersalah. Tapi… Walau dalam gelap, bisa kurasakan kesedihan mengelilingiku. Hanya saja perasan itu bukan datang dariku. Kesedihan yang kurasakan datang dari luar. Bisa kudengar suara-suara dan bisikan-bisikan lembut di sekitarku yang di tujukan padaku. Kukenali suara Ayah dan Ibu mertuaku, Gina dan Alex, Mimi dan Bobby, Riana dan Stella, Ibu dan Riri… Panggilan-panggilannya datang silih berganti setiap jam, setiap menit, setiap detik, menembus kegelapan yang ada di sekitarku. Tapi suara Ian lah yang terdengar paling jelas dalam benakku. Ter
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari