38. Permen Kapas Dan Musim Semi

1192 Kata

Mataku terbuka dan langsung menatap langit langit sebuah kamar yang terang. Bau khas pemutih yang kuat langsung menyeruak masuk ke dalam indra penciumanku. Aku mencoba menelan ludah dari mulutku yang kering ketika sebuah suara membuatku menoleh. “Hei..” sapanya. Kurasakan kehangatan belaiannya di tangan kananku yang terasa kaku. “Ian..” panggilku dengan suara serak. ‘Jangan memaksa untuk bicara. ‘ Suaranya terdengar di kepalaku. Kutatap bibirnya yang tertutup tapi tersenyum. Tangannya mengisyaratkan bahwa aku masih memakai Q-RA di telingaku. ‘Kau ada di Rumah Sakit.’ Jelasnya. ’ Aku menemukanmu tergeletak tak sadar di pinggir jalan.Dokter mengatakan kau terkena demam berdarah. Terlambat sedikit saja, nyawamu bisa melayang.’ Bagaimana kau bisa menemukanku? ‘Aku memasang pelacak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN