‘Kyra..’ Suara Ian terdengar dekat memanggilku membuatku menoleh ke sekeliling padang rumput tanpa melihat adanya orang di dekatku. ‘Syukurlah jika kau bisa mendengar suaraku. Itu berarti kau sedang memakai Q-RA. Maaf bila aku menggunakan namamu untuk memberi nama alat ini. Setahun terakhir, bayangan dirimu selalu ada di benakku. Tidak bisa mengungkapkan perasaanku padamu secara langsung, aku merekam isi pikiranku dan berharap akan sampai padamu suatu saat nanti.’ Kutarik lepas alat itu dari belakang telingaku dan seketika suara Ian menghilang dari dalam kepalaku. Kuamati benda kecil itu di tanganku memikirkan apakah aku ingin mendengarkan apa yang ingin disampaikan Ian padaku dan kembali membuka chapter cerita yang sudah kuabaikan setahun lebih. Aku tarik nafasku dalam-dalam sebel