[SELAMAT MEMBACA BAGIAN AKHIR] **** Siang melesat begitu cepat, hingga kini sore hari menyapa dan warna jingga mewarnai jendela ruangan Sabina dengan amat indah. Ranjang yang besar memberi kesempatan bagi Elang untuk membaringkan dirinya di sebelah Sabina. Ia tak mau jauh-jauh dari istri tercintanya ini. Sabina dan Elang sudah tak menangis lagi. Mereka mencoba menerima keadaan yang sudah ditakdirkan oleh Tuhan. Elang dan Sabina memilih pasrah dan terus berharap pada Tuhan agar Sabina bisa disembuhkan. Tentu, Elang akan melakukan segala cara agar Sabina bisa sembuh. Televisi menyala, membuat suasana yang sempat hening menjadi ramai. Ayah, ibu Elang sempat datang kemudian pulang lagi karena mereka sibuk. Mereka juga tak kalah syok dan turut bersedih. Lalu, mereka menjadwalkan pengob