Dua hari setelah kejadian itu. Elang berdiri di balkon apartemen. Hari masih pagi ketika dia sudah memakai setelan jas miliknya yang terlihat tak rapi. Dasi berantakan, juga kemeja putih yang agak kusut karena Elang tak sempat menyetrika. Netra redup Elang menatap ke bawah, orang-orang berlalu lalang dengan cerianya. Sendiri atau bahkan bersama pasangan mereka. Momen-momen seperti itu, mengingatkannya pada Sabina. Dua hari ini Sabina juga tak pulang. Menyebabkan ia harus masak sendiri dan jika tak ingin repot maka dia memesan makanan atau makan di luar. Tapi tetap saja, meski bisa melakukan sendiri, ia tetap merasa kesepian. Setiap makan, ia selalu melihat ke arah kursi yang biasa Sabina duduki. Dan bayang-bayang Sabina selalu menghantui kepalanya. Belum lagi saat ia tidur, itu mo