"Ba--pak ...," lirih perempuan di hadapannya sekaligus terkejut. Bibir basahnya itu segera dilap dengan telapak tangan. "Maaf," ucap Elang pelan. "Dan terima ini." Elang mengeluarkan tiga lembar uang merah dan diberikan kepada perempuan di depannya. "Tapi Pak say--" "Terima." Suara Elang terdengar memaksa. Dia menyodorkannya lagi. Dengan ragu, perempuan itu menerima uang yang diberikan Elang. "Terima kasih, Pak." Perempuan itu membungkuk singkat. Elang tersenyum simpul. "Anggap kejadian tadi tidak ada." Elang langsung berlalu begitu saja setelah perempuan itu mengangguk mengiyakan. *** Sabina turun dari taksi yang ia pesan dengan terisak. Air tak berhenti menggenangi netra cokelat miliknya. Bahkan cokelat itu terlihat kabur dan semakin kabur. Tak peduli tatapan orang-orang di