Hari melesat cepat di kota Jakarta. Setelah pengumuman kelulusan semua murid pergi bagai kerumunan semut yang dengan sengaja di ganggu agar bubar. Semua murid SMA BAREK kelas dua belas seratus persen lulus. Begitupun dengan Elang dan Clarista meski nama mereka berdua tak dituliskan pada kertas yang tertera. Sementara itu Sabina pergi bersama Anya. Dia tak lagi menahan Brent agar mendengarkan kemauannya. Brent pasti amat syok dan mungkin juga tak percaya. Ia hanya bisa berharap, Brent bisa bersikap dewasa lalu datang ke apartemen untuk membicarakan semuanya. Kini Anya dan Sabina berhenti di sebuah cafe. Sabina melanggar perintah Elang agar langsung pulang. Lagi pula, untuk apa Sabina pulang tepat waktu jika dia hanya akan diabaikan? Yang terpenting adalah Sabina sudah mengirimi Elang p