Pagi cerah ini, sebenarnya Sabina harus menghadiri kursus masak yang dijadwalkan pukul 09.00. Tapi tiba-tiba saat bangun Sabina disambut oleh rasa mual beberapa menit berlalu, kepalanya juga ikut andil seakan memaksanya untuk di rumah saja. Karena tidak tahan dengan rasa sakit di kepalanya, Sabina yang biasa paling anti minum obat di pagi hari, harus memaksakan diri untuk melakukannya. Bi Sareh meladeninya dengan cekatan, mulai dari mengambilkan makan, minum dan menemaninya minum obat. Di kursi ruang makan Sabina masih saja meringis kesakitan, tangannya tak lepas dari kepala. Sedikit ada rasa enak saat Bi Ade membantu memijatnya. Entahlah itu dibolehkan atau tidak, tapi membiarkan kepalanya begitu saja terasa menyiksa. "Ayo di kamar aja, Non." Bi Sareh berulang kali membujuk tapi Sab