Hari-hari berlalu dengan cepat, begitupun dengan kehamilan Sabina yang sudah menginjak empat bulan. Sabina merasa sangat bersyukur, diusia kehamilan yang semakin tua, kondisi kesehatannya masih baik-baik saja. Walaupun di diagnosis kanker otak, penyakit itu tak begitu memperburuk keadaannya. Hanya sesekali mental Sabina turun karena tak bisa menjadi istri yang sempurna untuk Elang. Salah satu contohnya, ketika penyakitnya kambuh, Elang harus menjaganya. Dan disetiap renungan akan penyakit tersebut, ia selalu berharap bahwa Dokter hanya salah mendiagnosisnya. Tapi tidak mungkin juga, karena setiap check up, hasilnya tetap sama. Walaupun semakin kesini kanker Sabina tidak begitu membahayakan. Salah satu solusinya, harus rajin berobat dan minum obatnya. Juga doa-doa Sabina yang selalu dipa