Marshanda segera berpindah tempat duduk. Jika semula dia duduk berhadapan dengan Bu Anggraeni, kini dia duduk di sebelah Sang Ibu. Baru sekali ini dia melihat Sang Ibu tampak lemah. Ya, meski dia sendiri juga belum terlampau lama mengenal secara pribadi. Namun ikatan batin mereka berdua begitu kuatnya. Marshanda menghapus air mata Bu Anggraeni. “Bu, kalau Ibu merasa demikian sesak, nggak apa. Ibu berhak menangis, kok,” hibur Marshanda sembari merengkuh pundak Bu Anggraeni. ‘Ibu ini juga bukan Wonder Woman Bu. Ibu sudah begitu banyak melalui kesulitan. Ibu berhak bersedih, berhak mempe