Sesil yang semula hanya mencengkeram lengan Devanno yang duduk sejarak setengah meter darinya, tahu-tahu menggeser duduknya sekaligus menarik lengan Devanno sekuat mungkin. Kini mereka duduk berhimpitan. Akibatnya, pipi mereka saling bersentuhan. Bu Tuti yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala. Pikirnya, dia belum pernah mengurut kaki orang yang terkilir dengan reaksi sekonyol dan secengeng itu. tetapi kemudian terlintas olehnya, bisa jadi Kekasih dari anaknya yang Empunya rumah memang mempunyai sifat manja. Karenanya, dia beusaha memakluminya. “Sil, jangan begini dong,” tegur Devanno pelan. Sesil tak peduli. Ia malah memanfaatkan kesempatan itu de